Selasa, 24 November 2009

I'm Leaving But Not Moving

Meninggalkan kota yang sudah menemani saya selama ini sungguh membuat dada saya sesak. Meskipun saya meninggalkannya hanya untuk sementara dan menggunakan hak saya setelah satu tahun belum terusik seharipun. Mungkin karena kepergian saya kali ini tidak diiringi dengan hati yang senang. Tapi justru sedang terbebani akan hal-hal yang benar-benar membuat saya bingung.

Keputusan ini memang sangat sulit. Tapi saya harus berani mengambil jalan ini. Pergi untuk sementara waktu. mencoba mencari setiap jawaban dari pertanyaan saya. Mencoba menenangkan diri saya, dan mencoba untuk tidak memikirkan dia yang telah mencuri setiap jengkal hati dan pikirsan saya. hmm.. sepertinya akal sehat saya pun telah ia ambil tanpa saya tahu.

Semua orang mempertanyakan. Semua orang bingung atas apa yang saya lakukan. Pergi dengan meninggalkan sebuah pesan elektronik di email sahabat-sahabat saya. Tanpa memberitahukan kemana saya pergi. Meskipun akhirnya saya menyerah juga dan memberitahukaan keberadaan saya saat ini.

Mencoba menengakan diri dan mencoba lepas dari magnet yang telah ia pautkan kepada saya sejak beberapa bulan terakhir ini. Tapi apa daya? Semuanya sangat berat. Disaat terakhir ingin menjauhkan segala macam yang menyangkut sosok yang satu ini. Justru ia malah kembali dalam kehidupan saya dengan segudang pertanyaan 'kenapa?'.

Saya tak pernah sanggup untuk mengabaikan pesan darinya. Pesan yang menanyakan kenapa saya tidak mengatakan sebelumnya tentang kepindahan saya ini. "Segitu buru-burunya ya, sampai gak sempet bilang aku?" Pesan singkat dan sederhana ini mengusikku semalaman.

Berkali-kali saya ketikkan pesan balasan, namun selalu saya hapus dan urung untuk dikirimkan. Sampai akhirnya saya hanya mampu menuliskan "im leaving but not moving dear". Hanya itu yang bisa saya katakan padanya. Dengan perasaan hancur dan tak bisa berkata-kata lagi. Ingin saya katakan alasan kepergian saya padanya. Itu semua karena 'dia'.

Entahlah, apakah saya akan sanggup menjalani semuanya? Yang saya tahu, TUHAN selalu bersama saya. Membantu saya dengan kegalauan ini. Semoga jalan terbaik untuk saya akan segera terbuka. mm.. mungkin sudah terbuka namun saya belum mampu melihatnya. Semoga itu tak kan lama.. And i'm leaving now, but not moving.. So, wait for me.. The new me!!!

Rabu, 18 November 2009

Menjadi Bridesmaid

Tahu artinya menjadi bridesmaid? Kalau saya sih sebetulnya tidak terlalu paham dengan istilah bridesmaid. Hmm.. ada yang bilang itu adalah istilah keren dari pendamping pengantin wanita, yang membawakan cincin saat pernikahan.

Nah, kali ini saya sedikit membagi cerita saya menjadi.. hmm.. ralat, bukan menjadi tapi akan menjadi seorang bridesmaid (hihihi.. terdengar keren sekali yah :p)

Kemarin sebuah undangan sampai di rumah. Undangan manis berwarna krem dengan guratan tinta emas sederhana namun tetap cantik. Undangan milik Mbak ku tersayang. Hmm.. akhirnya ia akan melepaskan masa lajangnya juga. Memang sudah lama saya mendengar kabar tentang pernikahannya di keluarga besar, tapi saya belum tahu pasti kapan waktunya. Dan ternyata hari bahagia itu akan datang tepat sebulan lagi(kalau sekarang dua minggu lagi).

Selang beberapa jam setelah menerima undangan, Mama memberikan sebuah kabar untuk saya. "Dek, Mas mu udah kasih tahu tuh tanggal pernikahannya," ujar mama. Saya yang tengah asyik bermain dengan potongan-potongan gambar seketika terkesiap mendengar kabar itu. "Kapan Mah?" tanya saya penasaran. "Persis bulan depan," katanya sambil lalu.

WHAT??!!! Kok ya samaan sih?! Ada apa sih dengan tanggal itu? Dari sekian banyak tanggal kenapa semua orang memilih tanggal tersebut untuk melangsungkan pernikahan?? Mungkin kalau saya hanya sekedar undangan biasa, saya tidak akan seperti orang kebakaran jenggot saat ini. Tapi ini beda!

Saya pernah berjanji kepada keduanya untuk menjadi 'pendamping' mereka saat menikah nanti. Saat saya menyanggupi tak pernah terpikirkan bahwa mereka akan menikah di hari yang sama. Tentu saja tidak! Saya jadi ingat sesuatu. Cerita saya ini mirip dengan salah satu novelnya Clara Ng yang berjudul Indiana Chronicle-Bridesmaid.

Oh Tidaaaakkk!!! Masa iya saya harus berperan seperti Indiana dalam novel tersebut?! Yang jelas-jelas itu gak make sense banget! Oke..oke. kalau Indian masih mungkin karena lokasi acara mereka memang berdekatan, Grand Hyatt dan Nikko walaupun menurut saya tetap saja hal ini sangat diluar akal sehat! Sedangkan saya??? Mas ku ini mengambil lokasi di Mesjid Pondok Indah, sedangkan Mbak ku tersayang di gedung apalah itu namanya di kawasan Kalibata. Dengan jam yang sama persis! Mana mungkin?!

Kecuali saya memiliki pintu kemana saja milik Doraemon, atau jin biru yang selalu membantu saya seperti milik Aladin, atau bahkan teko ajaib?? Hah! Itu hanya ada di dalam khayalan saya saja. Dan pernikahan ini adalah dunia nyata. Dan waktu pun terus bergulir. Semakin dekat dengan hari yang ditunggu oleh kedua orang yang saya sayangi.

Saya tak mungkin kecewakan Mas saya yang sejak dulu saya sudah kagumi(sshhtt..jangan bilang2 yah :p) dan saya pastinya tak mau melewatkan perubahan terbesar dalam hidup Mbak ku tersayang itu. Orang yang selalu support saya dalam kondisi seperti apapun. Lantas saya harus bagaimana?

Belum lagi maslahini tuntas, tiba-tiba Hp saya berdering. Muncul sebuah nama yang sangat tidak asing buat saya. "Ya" jawab saya singkat. "Darliiiiing..." tiba-tiba orang diseberang sana berteriak. Dengan sigap langsung saya jauhkan Hp dari telinga.

"Please, dateng ya pas acara lamaranku," ujarnya penuh rayu. "Okey, tanggal berapa?" kata saya singkat. "Tanggal 5 Desember.." diam..hening seketika.. dan rasanya saya mau pingsan! Arrgghh!!!

Rabu, 11 November 2009

Surat Dari TUHAN

Pagi tadi, setibanya saya di depan meja dan mulai menyalakan komputer, saya langsung cek email hari ini. Ada sebuah email yang masuk dari teman kantor saya. Email yang membuat saya kembali teringat akan apa yang sudah saya lewati dan tak lupa untuk bersyukur setiap harinya...

Surat dari Tuhan

Aku Tuhan, hari ini Aku yang akan menangani semua masalahmu.
Aku tidak butuh bantuanmu.
Jadi, salam dan Aku mencintaimu selalu.

Catatan: Dan ingat…
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri, jangan berusaha menyelesaikan masalah itu. Tetapi, letakkanlah masalah itu di dalam doamu (Untuk diselesaikan Oleh Tuhan). Aku akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang Aku tentukan sendiri.. Semua masalahmu PASTI akan Aku selesaikan, tetapi sesuai jadwalKu, bukan jadwalmu.

Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam doamu, janganlah kamu pikirkan dan khawatirkan. Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal baik yang sedang terjadi padamu sekarang.
Bila kamu terjebak kemacetan di jalan, janganlah marah, sebab masih banyak orang didunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.


Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai.

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya.

Bila mobil kamu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri seperti kamu sekarang.

Bila kamu melihat dicermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih, sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan kemoterapi.

Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini & merenungi apa tujuan hidupmu ini?
Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka.

Bila kamu merasa tidak nyaman karena terkena imbas dari kemarahan dan kekecewaan orang lain, ingatlah, situasi bisa menjadi jauh lebih buruk; yaitu kamulah yang merasakan kemarahan & kekecewaan tersebut!

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, terima kasih. Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan!

Salam,

TUHAN

301009

Filosofi Kopi (versi saya)

(Saat membaca judul nya, pasti langsung teringat dengan salah satu novel Dee beberapa tahun lalu. Tapi saya tidak membicarakan perihal novel DEE meskipun masih ada hubungannya seperti judul cerpen yang ada di dalamnya)

Saya adalah pecinta kopi, bahkan dari dulu saya sangat menyukainya (meskipun sudah berkurang saat ini). Saya hanya penikmat, jangan pernah tanyakan saya perihal jenis kopi ataupun perbedaan antara esspresso, arabika, robusta, luwak atau yang lainnya. Yang saya tahu, kopi enak itu yang aromanya harum yang mampu membangunkan saya di pagi hari seperti di iklan-iklan dan juga tidak meninggalkan ampas yang berlebih.

Yah, meskipun setiap harinya saya harus 'menyerah' dengan kopi instan siap minum yang banyak dijual di warung dekat rumah dengan berbagai merek. Sejak tahun 2007 kedai kopi di Jakarta pun mulai bermunculan, ini pasti karena semakin banyak pecinta kopi setiap harinya. Atau mungkin hanya sekedar trend takut kalau dibilang 'gak gaul' kalau belum pernah atau bahkan gak pernah mencoba kedai kopi yang banyak bertebaran di mal-mal itu. Sampai suatu hari saya hadir dalam sebuah symposium kopi di Jakarta. Bukan karena kesengajaan, tapi lebih tepatnya saya 'kepleset' hingga akhirnya bisa mendatangi acara ini.

Suatu hari saya menulis 'coffe latte or hot chocolate' di situs jejaring sosial ini. Sebenarnya sih bukan tanpa alasan saya menulis demikian. Itu semua karena sebuah film yang saya tonton dan juga kedai kopi yang baru saja say adatangi(ini beneran kedai kaki lima loh!). Saya jadi teringat akan sebuah email dan beberapa artikel yang pernah saya baca dan semuanya tentang kopi. Hubungan jenis kopi dengan karakter si peminum dan juga apa efek dari kopi itu sendiri.

Ini penjabaran kopi menurut saya dari berbagai sumber yang.. hmm.. boleh dipercaya boleh tidak.. hehe

Espresso, merupakan salah satu kopi klasik yang pekat dan memiliki aroma dan citarasa yang kuat. Kalau ada yang menyebutkan kopi espresso, berarti ia menyebutkan 'kopi kopi', karena dalam bahasa Italia espresso memiliki arti kopi. Espresso ini adalah dasar dari minuman kopi lainnya. Untuk membuat espresso dibutuhkan mesin khusus (saya tidak tahu kalau tidak pakai mesin apakah bisa jadi espresso :p)

Espresso sebenarnya mirip dengan kopi tubruk. Bedanya espresso tidak ada ampas yang mengganggu di akhir tegukan. Tapi entah mengapa, saya lebih menyukai kopi tubruk dibandingkan dengan espresso itu sendiri. Yah, meskipun kadang sering dibilang ndeso, tapi memang itu adanya!

Konon katanya, mereka yang menyukai kopi jenis ini adalah orang yang memiliki pribadi yang penuh tanggung jawab, mandiri, namun tidak romantis. Hmm.. benarkah? Ah, itu semua kembali lagi kepada masing-masing orang (jangan terpengaruh yah ^^) Tapi kalau ada yang suka dengan kopi tubruk saya sedikit bisa menyimpulkan kalau ia adalah orang yang sederhana meskipun kadang tampak sedikit kasar tapi mampu mempengaruhi sekitar seperti aromanya yang tajam! (ini berdasarkan pengamatan saya terhadap si peminum kopi tubruk di daerah Bawen)

Cappucino, nama keren dari kopi susu. Perbandingan kopi, crema(busa susu) dan juga susu harus seimbang. Kalau kopi jenis ini cenderung ke kawula muda. Mungkin karena rasanya lebih ringan. Sedangkan coffee latte yah sebelas dua belas dengan cappucinno tapi kombinasinya lebih dominan susu. Dan biasanya, coffe latte disajikan dengan tampilan yang sangat menarik. Dengan hiasan-hiasan diatasnya atau latte art. (sampai detik ini saya masih tak habis pikir, kok bisa?!)

Oya, ada juga yang menghubungkan kopi dengan bintang lahir. Sampai sekarang sih saya tidak menemukan dimana korelasinya. Yah, kalau saya suka ya saya minum. Jika tidak, ya saya tinggalkan saja! Simple toh?! Sampai saat ini kopi yang saya bawa dari Bawen tetap yang menjadi 'raja' di rumah. Tidak terlalu pekat, rasanya juga lebih ringan(ini ukuran perut saya), dan juga harumnya itu yang bikin saya nagih lagi dan lagi..

041109

Selasa, 27 Oktober 2009

Perjalanan Singkat Malam Ini

Hari ini saya pulang sedikit lebih larut dari biasanya. Padahal hari ini pekerjaan sedang tidak menumpuk, tapi saya sedikit malas untuk beranjak dari kursi panas ini (hmm.. tampak seperti mas Tantowi saja). Yah, ini karena tuntutan teman-teman untuk mengupload foto pernikahan sahabat semasa kuliah dulu, Leman.

Yah, dengan sedikit kesabaran dan emosi tingkat tinggi melihat foto-foto yang diupload tak kunjung berhasil semakin membuat saya malas beranjak. Huufff!!! Perbincangan dengan seorang teman yang 'ngotot' ngajakin saya nonton KCB2 makin bikin emosi(Ketika Cinta Bersambung, hehe sorry ndud) yang jelas-jelas KCB satu saja saya tak menyaksikannya. Gimana mau nonton yang dua?! Ada-ada saja..

Mata lelah dan akhirnya berhasil juga foto-foto ini saya upload. "Waktunya pulang!!" Beres-beres meja dan siap meluncur. Sayang hari ini saya tidak bercengkrama besama rekan sejawat saya di per75an.. Sena. Dia sudah pulang lebih dulu karena sedang mogok bicara! (sariawan plus sakit gigi, ada yang lebih parah?)

Jalanan dari Buncit ke Ragunan masih saja padat, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Biasanya jalan sudah sangat lengang, tapi kali ini padat merayap! Yak, lengkap sekali malam ini.. Macet ditambah gak ada temen untuk berceloteh riang.

Disaat saya sedang melamun, tiba-tiba ada tiga orang yang naik bis. Betapa kagetnya saya melihat orang-orang ini. Kalau diibaratkan film kartun, mungkin mata saya langsung berbinar-binar saat melihat mereka dengan hujan bunga sebagai backgroundnya (Yak, cukup lebay!). Mereka adalah para pengamen jalanan idola saya. Mungkin beberapa dari teman saya sudah pernah mendengar (banyak) cerita tentang pengamen jalanan ini. Betapa saya merindukan si pengamen jalanan ini, ia sudah membuat saya 'jatuh hati' sampai detik ini.

Jalanan sudah kembali 'normal', deru kendaraan diluar tak membuat saya hilang konsentrasi mendengarkan alunan merdu gesekan biolanya(duh, saya tak pandai mengungkapkannya). Seperti biasa dia membawakan lagu-lagu (hmm.. instrument lebih tepatnya) dari The Corrs. Dan cuma satu kata yang terlontar "KEREN!!!!" Tiba-tiba saja saya merindukan suasana MACET TOTAL di kawasan Pejaten, hanya demi mendengarkan permainannya lebih lama! Huh, ironis!

Kalau sering dengar kalimat "don't judge the book by its cover" mungkin inilah yang dimaksudkan. Penampilan yang tak jauh dari kata 'preman' ini memang membuat orang berpikir dua kali untuk mendekatiya. Sekujur tubuh yang penuh dengan hiasan dan tulisan alias tato, rambut panjang yang digimbal ini selalu diikatnya tak pernah rapi.

Tapi orang ini-yang saya sebut 'Bang G'-telah membuat saya jatuh hati dengan gesekan biolanya! Tak banyak bicara, namun setiap alunan merdu biolanya mengungkap berjuta makna (halah..lebay mode ON). Kalian yang pernah naik 75 dan bertemu dengannya pasti akan mengatakan hal yang serupa! (pemaksaan ya..) Dan lagi-lagi saya tak bisa mengadakan sebuah wawancara kecil perihal dia dan biolanya. Berhubung panggilan saya untuk segera mengakhiri perjalanan di metro ini. (Pals, u should pay 4 this!)

echa, 19 Oktober 2009 (metro 75 Blok M-Ps.Minggu)

Selasa, 20 Oktober 2009

Menikmati Bukan Hasil, Tapi Proses

Setiap akhir pekan tiba, ibuku selalu melontarkan pertanyaan yang serupa. "Dek, belajar masak!" Dan akhirnya hari ini akupun menceburkan diriku di dapur ini, tempat ibuku bermandikan peluh setiap pagi demi menyiapkan sarapanku.

Kumencoba bermain dengan wajan, sutil, centong, panci, dan perlatan dapur lainnya yang terkadang namanya belum juga khatam kuhapalkan. Tapi pagi ini kumencoba membuat sesuatu yang sedikit berbeda. Bukan masakan untuk makan siang tapi kubuat sebuah kue sederhana yang resepnya ku copy dari seorang teman.

Hmm..sebuah tantangan baru untukku pagi ini. Bermain dengan oven, mixer, tepung, telur dan lainnya. Deg..degan awalnya, karena biasanya kalau membuat kue selalu didampingi oleh ibu, tapi tidak kali ini. Semuanya diserahkan padaku. Pesan ibu cuman satu,"dikira-kira aja" Wew,bagaimana mungkin? Ini soal rasa yang menyangkut urursan perut, mana bisa dengan perasaan dan takaran berdasarkan 'kira-kira'.

Berapa lama ngocoknya? Yah, kira-kira ajah.. kalau udah ngembang ya masukin terigu.. Berapa lama di oven? Ya, kira-kira ajah.. Semuanya serba kira-kira. Ya memang wanita harus menjadi ratu dapur, meskipun memiliki kedudukan penting dimanapun saat kembali ke rumah bagiku wanita kembali pada kodratnya, menjadi menjadi seorang istri dan ibu bagi buah hati mereka.

Dan tentunya penguasa dapur tempat menghasilkan santapan lezat(ya setidaknya tidak keasinan buatku itu sudah enak). Selama membuat adonan, perasaanku campur aduk. Deg-degan takut kalau adonan tidak mengembang, takut kalau salah memasukkan baking powder yang seharusnya soda kue. Atau mungkin lebih parah, salah mengambil garam halus yang semestinya tepung gula (kalau ini salah sih kebangetan!)

Memarut keju, yang seharunya hasil serutannya cantik malah bergumpal karena saat memarut aku tak memberikan tekanan. Mengoleskan mentega dan menaburkan tepung pada loyang agar adonan tidak menempel saat dipanggang, maklum saja karena aku tidak menggunakan loyang antilengket.

Segala printilan-printilan yang butuh ketelatenan dan kesabaran tingkat tinggi. Padahal aku terbiasa dengan semua yang serba cepat dan mudah. Tapi semua kucoba jalani ya.. meskipun kadang mengeluh lelah karena harus menggunakan mixer jadul yang harus terus dipegang dan di putar dengan tangan.

Saat kue matang dan diangkat dari oven, senyum pun mengembang.. sama seprti kue yang kupanggang. Meski akhirnya beberapa menit kemudian senyumku berakhir tawa geli saat melihat kue yang awalnya mengembang sempurna tapi menjadi kempis dan rata. hihi.. Lucu memang!

Yah, mungkin belum saatnya 'karya' ku ini secantik dan seenak pastry chef yang ada di hotel berbintang sana, ataupun seperti pakar roti kenamaan yang sudah menelurkan banyak kue yang tak hanya enak tapi juga sayang untuk dimakan karena terlalu indah. Kue ku hanya bertabur keju parut yang bergumpal sana sini itupun harus tenggelam karena kutaburkan terlalu awal. Huufff..

Yah, setidaknya aku tak salah memasukkan garam ke dalam adonan. Jadi, kue ku ini masih layak makan lah.. Tidak meninggalkan jejak lemak di langit-langit mulut dan cukup pas rasanya(setidaknya untukku, meskipun di barengi kikik geli orang lain yang memakannya)

Hmm.. semua itu butuh waktu.. Aku jadi teringat perkataan temanku "yang penting bukan hasil, tapi proses mendapatkannya.. Itu yang penting!"

Yup, PROSES! Sebuah proses yang cukup panjang dan pasti akan kunikmati... Meskipun hasil dari proses belajar ku kemarin cukuplah sebagai teman minum teh sore ini..

echa, 19 okt 09

Senin, 14 September 2009

September Ceria, Spetember ku Penuh Warna

SEPTIA, banyak teman-teman saya mengartikan Septia sebagai September Ceria. Yah, agak aneh sih awalnya. Tapi belakangan saya menyukai arti nama ini. Bahkan doa banyak teman pun menyebutkan demikian. "Semoga selalu menjadi Septia yang ceria" atau "semoga tambah ceria seiring dengan nama SEPTIA di belakang namanya" dan masih banyak lagi.

Hmm.. saya lupa apakah saya orang yang cukup ceria(dulu). Mungkin kalau sekarang saya bisa bilang, "ya, saya anak yang cukup ceria". Tapi tidak beberapa tahun sebelumnya. Tapi saya di sini bukan membahas apakah saya ceria atau ngga yah..

Mengapa saya sebutkan kalau September kali ini penuh warna? Hmm, mungkin karena bulan September saya menorehkan banyak warna tinta. Mulai dari warna kelabu bahkan hingga warna pelangi hadir silih berganti hingga hari ini. Awal September saya cukup berduka, ini adalah tahun kelima kepergian adik saya Tifa. Sudah lama memang sejak kepergiannya, tapi tahun ini adalah tahun spesial karena usianya yang(seharusnya) menginjak 17 th(kalau dia masih ada).

Dirinya kembali lagi dalam beberapa hari terakhir, seperti yang sering kami lakukan dulu semasa kecil. Bercanda dan menghabiskan waktu berjam-jam di kamar hanya untuk perang puzzle. Sampai akhirnya Ibu memanggil kami berdua untuk tiup lilin di atas Strawberry Cheese cake buatan Mba Ira. Hehehe.. Aneh memang, ulang tahun saya dan Tifa hanya bertaut tiga hari saja, tapi saya selalu merayakannya di hari ulang tahunnya (biasa, ngalah sama ade').

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, tanggal 2 September. Pagi ini saya membuka percakapan dengan teman saya perihal 'bencana' itu. Bencana yang cukup membuat saya kehilangan banyak orang yang saya sayangi. 'Penyakit' lama saya kembali, tapi untungnya guncangan itu tak lantas mengendalikan saya, sampai akhirnya..

Kurang lebih pukul 3 sore, saya kembali merasakan guncangan yang sama. "ah, ini cuman kebawa perasaan ajah", itu yang saya katakan pada diri sendiri. Tapi guncangan itu tak lantas berhenti tapi justru semakin kencang. PANIK adalah kata yang tepat menggambarkan perasaan saya saat itu.

Dan kematian adalah hal kedua yang ada di dalam pikiran saya. "Ternyata begini rasanya menjadi Tifa saat itu," batin saya. Pucat pasi, teriak histeris, dan semua penghuni gedung berlantai 6 berhamburan ke luar. Lemas, kepala seperti berputar, itu yang saya rasakan. Menangis? Air mata saya seolah tertahan. Bayangan nya pun kembali berkelebatan di hadapan saya. "Bukan ini yang saya harapkan," tatapan nanar saya pada sosok itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 4 September. Hari dimana usia saya bertambah dan kontrak saya berkurang satu tahun di dunia. Tak ada hal lain yang saya lakukan kecuali mengucapkan rasa syukur karena masih diberikan nikmat hidup oleh NYA. Mama, orang pertama yang mengucapkan selamat. Dan kemudian sahabat saya yang nun jauh di sana.. Thanks Noet ^^ dan sahabat kecil saya Koco ^^.

Kejutan kecil pun saya dapatkan dari teman-teman kantor. Meskipun puasa, acara potong kue tetup berjalan tanpa halangan. Thanks mami Odi, dan The Pales, tak ketinggalan para additional dengan muka lapar mereka. Hehehe..

Kejutan tak berhenti sampai di situ saja, eChati yang tanpa sengaja berkumpul karena 'sesuatu hal' yang sangat crucial memberikan 'tiup lilin' yang unik. Sebuah puding coklat ala hokben jadi cake manis dan pemantik api pun jadi lilinnya. Hmm.. tenkyu so much girls.. My Uniqe Birthday celebration. Diiringi tangis duka dan juga suka yang mengalir bersamaan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 6 September. Ramadhan berjalan dua minggu, dan undangan buka puasa bersama terus saja mengalir kian derasnya. Tak kuasa menolak ajakan apalagi mereka yang sudah lama tak pernah bertemu. Seperti malam ini, acara ini benar-benar temu kangen saya dengan teman SD. Tak banyak memang yang datang, tapi tak membuat acara malam itu menjadi sepi dan garing.

Justru meriah dan penuh keakraban. Bernostalgia bersama, menceritakan kenakalan semasa kecil, dan tak lupa menceritakan kisah cinta monyet mereka. Lucu memang, gigi kering, dan perut tak berhenti terkocok dengan tingkah laku mereka yang menjadi anak kecil kembali.

Yang membuat saya kangen adalah bertemunya kembali saya dengan Ari dan Lutfi. Dua orang sahabat kecil saya, Hmm.. tunggu saya ralat.. SAHABAT JAIL saya. Bagaimana tidak, tiap hari kerja mereka hanya membuat saya jengkel, kesal, dan sampai akhirnya menangis. Duduk sebangku dengan mereka berdua adalah BENCANA buat saya.

Tapi malam itu justru menimbulkan rasa rindu yang amat sangat! Uugghh.. ingin sekali kembali ke masa itu.. Dimana saya menyembunyikan topi Ari di atas pohon jambu dan dia tak pernah bisa menggapainya. lutfi yang selalu menghancurkan kepangan rambut saya sambil bernyanyi "naik kereta api.. tut..tut..tut.." dan ari yang selalu jail dengan tempat minum saya. Yah, intinya di sini saya lebih banyak jadi korban. Hahaha.. tapi jujur saya merindukannya!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 7 September. A TRAGEDY!!! Yups.. the perfect monday saya di akhiri di Kejaksaan. Eits, tenang bukan karena saya berkasus dengan para petinggi hukum itu loh! Intinya saya menyayangkan sikap para petinggi di kejaksaan itu, tidak bisa melakukan tindakan yang seadil-adilnya malahan cenderung memojokkan 'wong cilik' seperti supir taksi yang saya tumpangi. Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi, rasa marah saya sudah MELEDAK saat itu. Tapi hari ini saya hanya bisa mengelus dada dan bilang, "Semoga mereka diberikan kemudahan". Itu saja!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 8 Spetember. Melewati malam yang kurang menyenangkan, dan pagi nya harus berjuang melawan kantuk dan COPET kurang ajar yang dengan pede jaya dot com merogoh tas saya tanpa merasa bersalah. Seperti Ibu yang memergoki anaknya mengambil kue disaat sang ibu lengah, saya pun menampel tangan sang copet. Dan ia pun terkesiap! "Hey, Bung! Masih mau lebaran gak??"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 9 September 2009. Hmm.. '090909' ada yang aneh dengan tanggal ini??? Semua status di situs pertemana menggunakan angka ini. Ada apa dengan angka ini? Yah, buat saya ini angka spesial. Karena teridiri dari tiga buah angka sembilan, angka tertinggi dalam hitungan. Tidak ada yang lain! Cantik? Memang. Membawa keberuntung? Semoga semua tanggal membawa keberuntungan. Doa saya! Tapi yang pasti tanggal ini memang memiliki keistimewaan, bukan karena mitos di baliknya tapi karena hal lain. The Perfect Day!! ^^ Wanna know more??? Ask me!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 11 September. Terjebak di dalam lift! Apa yang lebih mengerikan dibandingkan dengan terjebak di dalam sebuah ruangan sempit berukuran 2x3m?? Sudah terjatuh karena lift yang 'nggak balance' dengan ubin lantai dan sampai akhirnay terjebak didalamnya selama hmm.. 3 menit! Meskipun sebentar cukup membuat saya panik! Alhasil, seharian saya harus marathon naik turun tangga karena hari ini saya 'kebanjiran' pemenang. Hufff!!! "Kurus ngga, betis bekonde cenat cenut..".

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 12 September. Akhirnya!!! Buka bersama dengan teman-teman 4IA12 terlaksana. Setelah bersusah payang mengumpulkan mereka semua yang memiliki segudang kesibukan, akhirnya terkumpul juga. Meskipun hanya segelintir orang saja. Thanks to Blip untuk koordinasi nya dan teman-teman merespons dengan sangat baik untuk acara silaturahmi kita ini. Dan malam ini, sebuah kenyataan kembali harus dihadapi. Sebuah nasehat meluncur dari seseorang yang tak pernah saya sangka sebelumnya. Thanks Dita n Nesa. Oya, Nesa adalah 'calon' dari teman saya Leman. Hmm.. semoga semuanya di mudahkan teman! ^^

Tepat pukul 12 tengah malam menjelang pergantian ke tgl 13, kabar duka saya terima. Teman saya mendapatkan sebuah kecelakaan. Hmmpphh.. mimpi ini menjadi nyata!! Saya terlambat untuk memperingatinya agar lebih berhati-hati. Tapi untunglah dia masih dilindungi oleh Tuhan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nah, itu tadi sekelumit kisah Septemberku yang penuh warna. Entah warna apalagi yang menanti saya di penghujung Spetember. Semoga sebuah kemenangan manis dengan semburat warna pelangi indah yang menyertainya.

Senin, 27 Juli 2009

Mengapa Berganti Nama

"Mengapa berganti nama?" satu kalimat yang langsung terlontar dari seorang teman saat saya mengganti nama saya di situs pertemanan ini kira-kira sebulan yang lalu. Hmm.. sebenarnya saya bukannya mengganti nama, hanya mem-publish nama panggilan saya yang dulu sempat eksis (di antara sahabat kecil saya).

Awalnya sih hanya sekedar iseng, bermula dari rasa kangen saya dengan sahabat saya, Arnellis. Sejak SMP dia selalu memanggil saya dengan sebutan 'etra'. Saya lupa alasannya apa sampai ia senang sekali memanggil saya dengan nama itu. Lucunya, ada seorang teman saya yang lain menyimpulkan kalau itu adalah gabungan nama saya dengan 'someone special'. Nah loh!

Yah, saya tidak menyalahkan mereka yang bingung dengan perubahan ini. Karena sejak puluhan tahun yang lalu saya tidak memberikan nama tambahan apalagi berganti nama. Ini murni karena saya iseng dan memang kangen sekali dengannya yang selalu memanggil saya dengan nama itu semasa sekolah dulu.

Ternyata tak selamanya perubahan itu membawa dampak yang positif, buktinya beberapa orang justru protes dengan penambahan nama itu. Ya.. ya.. apalah artinya sebuah nama. Tapi nama itu adalah sebuah doa bukan?

PS: Ne', kapan kita berceloteh bersama lagi?

Kamis, 09 Juli 2009

Menggila Buble

(Suatu Pagi di Bulan Juni 2009)

Pagi saya dicerahkan oleh lantunan merdu suara Michael Buble dalam lagunya yang berjudul 'Everything'. Lagu ini lantas terngiang-ngiang di kepala sepanjang hari ini tanpa terkecuali. MP3 komputer saya pun terus melantunkan lagu ini, dan beberapa tembang lawas dari pria yang bernama lengkap Michael Steven Buble.

Sampai akhirnya saya merasa bahwa lagu ini sangat familiar di telinga apakah mungkin karena lagu ini merupakan salah satu soundtrack film? Ah, entahlah saya tak tahu menahu juga. Beberapa orang yang saya tanyai juga tak mengetahui betul.

Pria manis sedikit chuby ini menjadi salah satu penyanyi favorit saya sejak debut pertamanya di tahun 2003. Padahal jauh sebelum itu dia pernah menelurkan album juga, kalau tidak salah di tahun 1996. Hmm.. ini saya yang ketinggalan berita atau memang dia baru meroket di tahun 2003 yah?! Yah, tak perlu juga dipikirkan.

* First Dance (1996)
* Babalu (2001)
* Dream (2002)
* Down With Love (2003)
* Michael Bublé (2003)
* Let It Snow (EP) (2003)
* Come Fly With Me (2004)
* It's Time (2005)
* Call Me Irresponsible (2007)

Lagu-lagu yang dia bawakan selalu menginspirasi saya, dan mencerahkan hari saya seketika. Banyak merenung dan memikirkan apa yang telah saya lakukan untuk orang sekitar saya hari itu. Yups.. dia lah Buble. Yang akan terus jadi 'inspirasi pagi' setiap hari.

Jumat, 19 Juni 2009

Kukis si Hidung Pesek

Pagi tadi dalam perjalanan menuju tempat mengais rupiah, saya bertemu dengan seorang anak kecil yang usianya mungkin sekitar 5 tahun. Anak ini lucu sekali dan cukup pintar menurut saya. Ia terus saja berceloteh riang, meskipun si ibu tampaknya sudah bosan menganggapi segala pertanyaan polosnya.

Pipinya gembil hampir saja saya tergoda untuk mencubitnya dan untung saja saya tidak lakukan. Saya terus menatap dan memperhatikan setiap gerak geriknya. Uuuhh.. benar-benar menggemaskan. Saat dia sadar saya tengah menatapnya dia tak lantas malu-malu seperti kebanyakan anak kecil lakukan.

Justru dia malah semakin menunjukkan sikap bersahabat, saya suka! Sambil asyik berkutat dengan ipod mencari-cari lagu yang sreg di hati, tiba-tiba saya sedikit mendengar si kecil ini bernyanyi. "si kukis...si kukis.." Entah apalagi lanjutannya. Semakin lama suaranya semakin terdengar.

Iseng-iseng, ipod saya matikan dan mulai mendengarkan apa yang sedang ia nyanyikan. Dan akhirnya terdengarlah sebuah lagu..
"kukis.. si hidung pesek.. kukis si hidung pesek..,". What?! Lagu apa ini? gumam saya. Sambil terus menatap wajah anak ini, saya mencoba mendengarkan apa sih yang sebenaranya dia nyanyikan.

Tiba-tiba... saya menatap sebuah keganjilan, tiap kali ia menyebutkan "kukis, hidung pesek" ia selalu menatap saya. Terus berulang dan berulang. "Arrgggggghh.." ada apa dengannya?! Kenapa saat ucapan 'hidung pesek' dia harus menatap saya?! Dan tiap kali kata nya berganti dengan yang lain ia menatap ke arah lain dan saat kemabali ke 'hidung pesek' ia langsung menatap saya. Hiks..hiks..

Saat dia turun, dia menyempatkan diri menoleh ke arah saya memberikan senyum menampilkan jendela di giginya, sambil mengatakan "kukis si hidung pesek.." saya lantas membalas senyumnya dengan perasaan pasrah. (dasar anak kecil!)

Selasa, 16 Juni 2009

The Nearness Of You, I'll Sing For You..

It's not the pale moon that excites me
Thats thrill and delights me
Oh No.. It's Just the nearness of you..

It isn't your sweet conversation
That brings this sensation..
Oh No.. It's just the nearness of you..

Itu tadi sepenggal lagu yang dinyanyikan oleh Norah Jones yang juga menjadi salah satu soundtrack dalam film Two Weeks Notice yang diperankan oleh aktor tampan Hugh Grant dan si cantik Sandra Bullock.

Mengapa saya menulis ini? Saya terinspirasi oleh seorang teman yang sedang bertugas 'disana'. Hal ini bermula dari celoteh ringan kami. Haha hihi.. haha hihi.. sampai akhirnya sayup-sayup terdengar sebuah lagu dari Counting Crows yang berjudul Big Yellow Taxi.

Saya langsung 'terdiam' sesaat mendengar lagu ini, dan langsung mencari sumber suara. Ingatan saya langsung kembali ke jaman sekolah dulu (kesannya udah tuaaaaa bener, hehehe). Lagu ini selalu jadi 'pembangkit semangat' di kala pagi. Lebih tepatnya, ibu saya selalu membangunkan saya dengan lagu ini (jangan lantas berpikir ibu saya menyanyikan lagu ini yah!).

Sampai akhirnya kami berdua membicarakan sebuah film yang cukup 'nge-hits' pada masanya. Yak, 'Two Weeks Notice' judulnya. Saya sangat menyukai film ini, selain karena ceritanya, pemainnya, sampai dengan lagu-lagu yang membuat film ini jadi lebih 'hidup'.

Menurut teman saya, lagu yang paling berkesan untuknya adalah lagu yang dinyanyikan oleh Norah Jones namun dia tak menyebutkan judul lagu tersebut. Sampai akhirnya pembicaraan kami terputus karena saya harus pergi.

----------------------------------------------

Pagi ini saat tanpa sengaja, saya melihat kembali perbincangan kami semalam. Voila.. dia mengirimkan sepenggal lagu dari Norah Jones tersebut sebelum saya pergi (maaf teman, dirikuw nggak ngeh waktu dirimuw menulisnya..). Jujur saya memang sedikit lupa dengan lagu tersebut, sampai akhirnya saya menyempatkan diri untuk menanyakan perihal lagu ini kepada pakarnya, Mbah Google.

"Ahay.. dapat!", saya langsung mendengarkan dan terpaku sesaat.. Kata-kata yang mengalir dari suara merdu Norah menimbulkan sebuah ide brilian(kalau tak mau disebut ide GILA) dalam kepala saya.

Dan jikalau boleh, lagu ini akan saya nyanyikan bersama dengan lagu 'When GOD Made you' dan juga 'Overjoy' saat pernikahan teman saya berlangsung nanti. "Temans(Chati), ijinkan saya membawakan lagu ini untuk mu di hari bahagiamu yah,".

"Bukan cahaya bulan yg membuat aq terkesima, tp kedekatan diriku denganmu.. bukan caramu berkata2 yg membuat aq senang dan bahagia.. bukan.. tp hanyalah kedekatan diriku denganmu.." The Nearness of You.

Senin, 15 Juni 2009

Senin Kembali..

Hari minggu telah beralalu, liburan akhirp ekan pun telah usai dan akhirnya datanglah hari ini.. Yak, hari SENIN. Hari yang banyak orang benci, hari dimana harus kembali pada kehidupan nyata, hari dimana harus kemabli merangkai perjuangan, hari dimana harus kembali pada kenyataan bahwa ini adalah hari untuk mengawali setiap minggu dan menentukan apakah kau akan mengalami penyiksaan atau kesenangan selama lima hari ke depan.

Tak sedikit orang selalu mengeluh dan meminta "kenapa sih harus ada Senin?" atau " kenapa sih gak lompat ajah ke Selasa". Saya tidak pernah menyalahkan mereka yang mengatakan demikian, karena dulu saya pun salah satunya. Karena saya malas ikut upacara waktu sekolah, dan malas harus belajar kalkulus bersama dengan dosen yang selalu marah-marah gak jelas juntrungannya.

Tapi kini, semua telah berubah. Untuk saya hari senin adalah hari untuk memompa semangat! Kalau tak ada hari senin maka hari jumat pun tak akan pernah datang. Padahal saya justru menanti datangnya hari Jumat.

Kalau boleh saya simpulkan, suka atau tidaknya kita dengan hari senin tergantung dengan apa yang terjadi di akhir pekan. Meskipun saya tak ingin akhir pekan saya berakhir, tapi saya realistis harus Kembali ke Senin.. Dan saya tak pernah sabar menanti akhir pekan untuk memulai petualangan baru.. Yak, petualangan menarik yang memberikan warna dalamkehidupan saya.

O ya, ada seorang teman menanyakan mengapa status saya "Beautiful Monday"? Dia menduga bahwa saya baru saja 'jadian' dengan seseorang. Walah.. picik sekali orang ini pikir saya. Tolak ukur kebahagiaan saya dinilai sebatas 'jadian' dengan seseorang. Padahal jauh lebih dari itu.. Yah, semoga teman saya mendapatkan sesuatu yang baik di hari seninnya.

Belum selesai sampai di sini saja, 'keindahan senin' saya ditutup dengan sapaan dari seorang teman jauh yang berada 'dua jam lebih dua jam' dari Jakarta (Noet kamu lebih mengerti ini). Yang menemani saya dengan obrolan ringannya seputar 'tanda pendewasan diri' alias uban. Hehehe.. teman saya yang unik. Sayup-sayup terdengar lagu Big Yellow Taxi mengiringi obrolan kami, huff.. jadi ingat film Two Weeks Notice nih!! What a beautiful day!

Terima kasih teman, dirimu telahmenutup senin ku menjadi lebih indah.. Kutunggu kisahmu selanjutnya.. (Accidentaly in Love)

Kamis, 11 Juni 2009

Hampir Aja Diculik!

Entah ada apa dengan hari itu, Jumat kalau saya tidak salah ingat tanggal 22 Mei . Semua pekerjaan sudah selesai lebih cepat dari perkiraan saya, bahkan saya sempat pergi menghibur diri di sebuah gedung pertunjukkan di GI tentu saja dengan rekan kerja saya.

Tak perlu mengantri, tak perlu memakai uang cash kami menggunkaan fasilitas yang sudah diberikan oleh pihak pengelola gedung pertunjukkan (bukan promosi nih!) Tak perlu menungu lama saya sudah berada di dalamnya dan menikmati film yang disajikan. Tapi saya tidak akan membahas tentang film ini, justru kejadian sesudah acara menonton berlangsung yang akan saya ceritakan.

Kira-kira begini ceritanya,

Setelah berpisah dengan rekan saya di Bundaran Hotel Indonesia, saya langsung naik metromini jurusan Tanah Abang-Ps.Minggu (640). Suasana bus tidak terlalu ramai, saya memilih duduk di pojok dekat dengan jendela. Suasana jalan sore itu cukup padat merayap, yang akhirnya membuat saya asyik ngoprek-ngoprek HP dan tenggelam dalam 'dunia saya'.

Jalanan yang memang padat karena hari Jumat, harinya kongkow se-Jakarta membuat saya hanya mampu menghela nafas dan berkali-kali berdecak gelisah. Lelah dan sudah benar-benar 'death style' alias mati gaya akhirnya jatuh terlelap.. zzzzz... (ini akibat tidak menggunakan operator 'anti' mati gaya,hehehe)

Ditengah asyik-asyik nya mimpi (untungnya gak ngiler, sluuurrp!), samar-samar saya mendengar orang ribut-ribut tapi saya abaikan karena mata ini agak sedikit sulit diajak kompromi. Sampai akhirnya saya merasa ada yang 'membisikkan' telinga saya dan membuat saya terbangun juga(akhirnya..).

Anehnya, semua penumpang sudah tidak ada.. Waduuh!! Saya mulai terjaga.. Entah karena panik, bingung, atau apa tiba-tiba saja saya lose in direction alias 'kayanya nyasar'. Sambil berusaha menenangkan diri, saya panggil kondekturnya.

"Bang, penumpangnya pada kemana?", kata saya sambil berusaha tetap tenang dan biasa saja.

Dengan tampang bingung sambil mengulum senyum si Abang dengan santainya menjawab "Lah neng, udah pada turun barusan. Kan tadi abang oper, si neng duduk dimana kaga keliatan sama Abang," terang si abang kondektur sambil cekikikan.

"Apaaaaa?! #&^%@&*%#*%!!!!!" (Kaga keliatan?! maksud loooo????!!!!)

Tanpa pikir panjang lagi saya langsung turun dari mobil, untung saja mobil berjalan belum terlalu jauh dari tempat semula. Masih sambil berusaha menenangkan diri, tiba-tiba si abang berteriak," Neng, hampir aja diculik jadi istri Abang neng!" si Abang pun berlalu sambil tertawa terbaha-bahak puas tanpa peduli saya yang masih shock ditinggal di metromini sendirian dan makin shock saat si Abang menawarkan niat baiknya 'menculik' saya. *sigh*

Saya hanya terpaku mendengarnya! (Siyaaaaaallll!!!)

Rabu, 10 Juni 2009

P A N C A S I L A

Pancasila, siapa sih yang belum pernah mendengar apalagi belum pernah belajar tentang Pancasila sebagai dasar negara? Seluruh warga negara Indonesia pastinya pernah berlajar tentang ini (jadi merasa Nasionalis banget deh :p)

Tapi saya disini tidak akan membahas tentang pelajaran dasar negara, tapi hanya sedikit sharing tentang cerita seorang teman beberapa waktu lalu (jumat 5 Juni 09). (Nama disamarkan, kalau ada kesamaan nama, maupun kejadian itu hanya kebetulan belaka,hehehe)

Kira-kira begini ceritanya:
Saya: "Apa kabar bos? Udah lama gak denger kabarnya nih! Gimana selama dikarantina?"

Electricman: "Wah parah yut, kena hukum mulu gw. Mana hampir tiap hari dibanguninnya pake bom!"

(saya langsung terbengong-bengong mendengar kisahnya)

Saya: "Oh ya? Ada pengelaman lucu gak?"

Electricman: "Pastinya! Dari hari pertama aja udah lucu.. Jadi gini, hari pertama langsung diambil alih oleh kopasus. Waktu upacara nama gw dipanggil, kebetulan 'electricman' itu ada dua orang. Majulah kami berdua,"

Saya: " lalu? " (menanti penuh harap)

Electricman: "Yak, kamu electricman2(temennya) sebutkan isi dari Pancasila! bla..bla..bla..sampai sila ke3 electricman2 tidak mampu melanjutkan kembali. Wah parah bener tuh orang masa Pancasila ajah gak hapal batin gw yut,"

Saya: "Terus..terus.."

Electriman: "Alhasil gw yang disuruh.. dan eng..ing..eng.. gw pun berhenti sampai sila ketiga.. "

(spontan saja saya langsung tertawa terpingkal-pingkal..)

Sambil tertawa juga si electricman langsung meluncurkan pertanyaan kepada saya, "Nah, sekarang coba lo sebutin isi Pancasila!"

Waduuh.. ngetes nih, pikir saya. Tanpa ragu saya langsung nyerocos menyebutkan isi dari Pancasila.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang ADil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawartan Perwakilan
5. *kembali ke sila ke 2*

Ups.. saya ternyata juga melakukan sebuah kesalahan. Mnyebutkan sila ke5 dengan isi sila ke2. DAMN!!! Sepertinya saya ingin lari dan bersembunyi saja detik itu juga! (tiba2 merasa tidak nasionalis)

Dan teman saya di ujung telepon sana terpingkal-pingkal kali ini. Dan dia pun bilang," Nah, itu dia rasanya di suruh dalam keadaan gak siap. Panik kan lo!"

Ternyata ada hal-hal yang memang sangat mendasar tapi cukup dapat terlupakan. Tapi justru ini yang sangat crucial menurut saya. Nah, apakah kalian pernah mengalaminya?

Selasa, 09 Juni 2009

Please Give Me a Reason To Love You, JAKARTA!

"Please Give Me a Reason To Love You, JAKARTA!"

Petikan kalimat diatas sempat jadi perbincangan yang HOT antara saya dengan beberapa teman. Ini adalah ungkapan rasa kecewa dan juga rasa bosan yang sudah begitu menggunung.

Hal ini bermula dari perjalanan saya menuju sebuah perhelatan yang nota bene berjarak sekitar 15-20 menit dari tempat saya saat itu. Tapi entah ada apa dengan hari itu (Jumat, 5 Juni 09) membuat seluruh jalanan tampak seperti 'showroom mobil'. Padat tak bergerak yang tersisa hanya deru kendaraan bermotor yang bergumul dengan beragam polutan.

Saya yang mencoba membunuh rasa bosan dengan berbagai cara akhirnya menyerah dengan kondisi seperti itu. Dan eng..ing..eng.. saya tiba 2,5 jam kemudian! Arrrggghh!!!!

Hal ini pun berulang kembali esoknya, DAMN!!! Saya pun lantas menuangkan isis hati saya pada situs pertemanan yang saya punya.. Voila.. banyak sekali yang memberikan komentar. Dari yang serius, sampai yang nyeleneh gak keruan..(thanks guys!)

Tapi ada satu comment yang mampir bukan di situs tersebut tapi justru di inbox HP saya. "Lo lagi kenapa? Kok statusnya seperti itu?" Wuih.. seperti mendapat tiupan angin surga rasanya. Ternyata 'makhluk malam' saya ini cukup perhatian, meskipun dia tidak secara langsung mengungkapkannya.

Satu kalimat yang ia sampaikan pada saya terakhir," Jangan pindah yah, gw masih butuh lo disini.. sebagai guide gw cari tempat makan enak.. hehehe" (gedubraaaaaaakkk..) Perasan saya sudah melambung, eh ternyata buntutnya 'nggak' banget, tapi menghiburlah.. :p

Sebuah Awal

Haduh.. lumayan butuh 'usaha' untuk membuat blog ini. Saya yang awalnya tidak terlalu berminat dengan dunia 'terbuka' jadi 'kepincut' juga setelah melihat beberapa blog teman yang mengingatkan saya akan masa lalu. Bahkan ada seorang sahabat lama yang menantikan saya di dunia blogger ini. Hah.. akhirnya tercipta juga blog perdana saya, hehehe..

Banyak juga 'gangguan' saat membuatnya, mulai dari makhluk manis yang terus mondar-mandir di depan saya yang membuat konsentrasi benar-benar terpecah.. hiks.. Tapi saya nikmati.. :p

Untunglah secangkir cokelat hangat dan setangkup roti strawberry pemberian partner saya kembali membangkitkan semangat! Nyam..nyam..

Oya, gak ketinggalan juga rasa etrima kasih saya pada si Batman yang membuat dua hari terakhir saya jadi sangat berwarna.. Dan semakin semangat untuk menulis! (Selamat Bertugas Batman, kalahkan medan perangmu!)