Senin, 14 September 2009

September Ceria, Spetember ku Penuh Warna

SEPTIA, banyak teman-teman saya mengartikan Septia sebagai September Ceria. Yah, agak aneh sih awalnya. Tapi belakangan saya menyukai arti nama ini. Bahkan doa banyak teman pun menyebutkan demikian. "Semoga selalu menjadi Septia yang ceria" atau "semoga tambah ceria seiring dengan nama SEPTIA di belakang namanya" dan masih banyak lagi.

Hmm.. saya lupa apakah saya orang yang cukup ceria(dulu). Mungkin kalau sekarang saya bisa bilang, "ya, saya anak yang cukup ceria". Tapi tidak beberapa tahun sebelumnya. Tapi saya di sini bukan membahas apakah saya ceria atau ngga yah..

Mengapa saya sebutkan kalau September kali ini penuh warna? Hmm, mungkin karena bulan September saya menorehkan banyak warna tinta. Mulai dari warna kelabu bahkan hingga warna pelangi hadir silih berganti hingga hari ini. Awal September saya cukup berduka, ini adalah tahun kelima kepergian adik saya Tifa. Sudah lama memang sejak kepergiannya, tapi tahun ini adalah tahun spesial karena usianya yang(seharusnya) menginjak 17 th(kalau dia masih ada).

Dirinya kembali lagi dalam beberapa hari terakhir, seperti yang sering kami lakukan dulu semasa kecil. Bercanda dan menghabiskan waktu berjam-jam di kamar hanya untuk perang puzzle. Sampai akhirnya Ibu memanggil kami berdua untuk tiup lilin di atas Strawberry Cheese cake buatan Mba Ira. Hehehe.. Aneh memang, ulang tahun saya dan Tifa hanya bertaut tiga hari saja, tapi saya selalu merayakannya di hari ulang tahunnya (biasa, ngalah sama ade').

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, tanggal 2 September. Pagi ini saya membuka percakapan dengan teman saya perihal 'bencana' itu. Bencana yang cukup membuat saya kehilangan banyak orang yang saya sayangi. 'Penyakit' lama saya kembali, tapi untungnya guncangan itu tak lantas mengendalikan saya, sampai akhirnya..

Kurang lebih pukul 3 sore, saya kembali merasakan guncangan yang sama. "ah, ini cuman kebawa perasaan ajah", itu yang saya katakan pada diri sendiri. Tapi guncangan itu tak lantas berhenti tapi justru semakin kencang. PANIK adalah kata yang tepat menggambarkan perasaan saya saat itu.

Dan kematian adalah hal kedua yang ada di dalam pikiran saya. "Ternyata begini rasanya menjadi Tifa saat itu," batin saya. Pucat pasi, teriak histeris, dan semua penghuni gedung berlantai 6 berhamburan ke luar. Lemas, kepala seperti berputar, itu yang saya rasakan. Menangis? Air mata saya seolah tertahan. Bayangan nya pun kembali berkelebatan di hadapan saya. "Bukan ini yang saya harapkan," tatapan nanar saya pada sosok itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 4 September. Hari dimana usia saya bertambah dan kontrak saya berkurang satu tahun di dunia. Tak ada hal lain yang saya lakukan kecuali mengucapkan rasa syukur karena masih diberikan nikmat hidup oleh NYA. Mama, orang pertama yang mengucapkan selamat. Dan kemudian sahabat saya yang nun jauh di sana.. Thanks Noet ^^ dan sahabat kecil saya Koco ^^.

Kejutan kecil pun saya dapatkan dari teman-teman kantor. Meskipun puasa, acara potong kue tetup berjalan tanpa halangan. Thanks mami Odi, dan The Pales, tak ketinggalan para additional dengan muka lapar mereka. Hehehe..

Kejutan tak berhenti sampai di situ saja, eChati yang tanpa sengaja berkumpul karena 'sesuatu hal' yang sangat crucial memberikan 'tiup lilin' yang unik. Sebuah puding coklat ala hokben jadi cake manis dan pemantik api pun jadi lilinnya. Hmm.. tenkyu so much girls.. My Uniqe Birthday celebration. Diiringi tangis duka dan juga suka yang mengalir bersamaan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 6 September. Ramadhan berjalan dua minggu, dan undangan buka puasa bersama terus saja mengalir kian derasnya. Tak kuasa menolak ajakan apalagi mereka yang sudah lama tak pernah bertemu. Seperti malam ini, acara ini benar-benar temu kangen saya dengan teman SD. Tak banyak memang yang datang, tapi tak membuat acara malam itu menjadi sepi dan garing.

Justru meriah dan penuh keakraban. Bernostalgia bersama, menceritakan kenakalan semasa kecil, dan tak lupa menceritakan kisah cinta monyet mereka. Lucu memang, gigi kering, dan perut tak berhenti terkocok dengan tingkah laku mereka yang menjadi anak kecil kembali.

Yang membuat saya kangen adalah bertemunya kembali saya dengan Ari dan Lutfi. Dua orang sahabat kecil saya, Hmm.. tunggu saya ralat.. SAHABAT JAIL saya. Bagaimana tidak, tiap hari kerja mereka hanya membuat saya jengkel, kesal, dan sampai akhirnya menangis. Duduk sebangku dengan mereka berdua adalah BENCANA buat saya.

Tapi malam itu justru menimbulkan rasa rindu yang amat sangat! Uugghh.. ingin sekali kembali ke masa itu.. Dimana saya menyembunyikan topi Ari di atas pohon jambu dan dia tak pernah bisa menggapainya. lutfi yang selalu menghancurkan kepangan rambut saya sambil bernyanyi "naik kereta api.. tut..tut..tut.." dan ari yang selalu jail dengan tempat minum saya. Yah, intinya di sini saya lebih banyak jadi korban. Hahaha.. tapi jujur saya merindukannya!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 7 September. A TRAGEDY!!! Yups.. the perfect monday saya di akhiri di Kejaksaan. Eits, tenang bukan karena saya berkasus dengan para petinggi hukum itu loh! Intinya saya menyayangkan sikap para petinggi di kejaksaan itu, tidak bisa melakukan tindakan yang seadil-adilnya malahan cenderung memojokkan 'wong cilik' seperti supir taksi yang saya tumpangi. Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi, rasa marah saya sudah MELEDAK saat itu. Tapi hari ini saya hanya bisa mengelus dada dan bilang, "Semoga mereka diberikan kemudahan". Itu saja!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 8 Spetember. Melewati malam yang kurang menyenangkan, dan pagi nya harus berjuang melawan kantuk dan COPET kurang ajar yang dengan pede jaya dot com merogoh tas saya tanpa merasa bersalah. Seperti Ibu yang memergoki anaknya mengambil kue disaat sang ibu lengah, saya pun menampel tangan sang copet. Dan ia pun terkesiap! "Hey, Bung! Masih mau lebaran gak??"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 9 September 2009. Hmm.. '090909' ada yang aneh dengan tanggal ini??? Semua status di situs pertemana menggunakan angka ini. Ada apa dengan angka ini? Yah, buat saya ini angka spesial. Karena teridiri dari tiga buah angka sembilan, angka tertinggi dalam hitungan. Tidak ada yang lain! Cantik? Memang. Membawa keberuntung? Semoga semua tanggal membawa keberuntungan. Doa saya! Tapi yang pasti tanggal ini memang memiliki keistimewaan, bukan karena mitos di baliknya tapi karena hal lain. The Perfect Day!! ^^ Wanna know more??? Ask me!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 11 September. Terjebak di dalam lift! Apa yang lebih mengerikan dibandingkan dengan terjebak di dalam sebuah ruangan sempit berukuran 2x3m?? Sudah terjatuh karena lift yang 'nggak balance' dengan ubin lantai dan sampai akhirnay terjebak didalamnya selama hmm.. 3 menit! Meskipun sebentar cukup membuat saya panik! Alhasil, seharian saya harus marathon naik turun tangga karena hari ini saya 'kebanjiran' pemenang. Hufff!!! "Kurus ngga, betis bekonde cenat cenut..".

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 12 September. Akhirnya!!! Buka bersama dengan teman-teman 4IA12 terlaksana. Setelah bersusah payang mengumpulkan mereka semua yang memiliki segudang kesibukan, akhirnya terkumpul juga. Meskipun hanya segelintir orang saja. Thanks to Blip untuk koordinasi nya dan teman-teman merespons dengan sangat baik untuk acara silaturahmi kita ini. Dan malam ini, sebuah kenyataan kembali harus dihadapi. Sebuah nasehat meluncur dari seseorang yang tak pernah saya sangka sebelumnya. Thanks Dita n Nesa. Oya, Nesa adalah 'calon' dari teman saya Leman. Hmm.. semoga semuanya di mudahkan teman! ^^

Tepat pukul 12 tengah malam menjelang pergantian ke tgl 13, kabar duka saya terima. Teman saya mendapatkan sebuah kecelakaan. Hmmpphh.. mimpi ini menjadi nyata!! Saya terlambat untuk memperingatinya agar lebih berhati-hati. Tapi untunglah dia masih dilindungi oleh Tuhan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nah, itu tadi sekelumit kisah Septemberku yang penuh warna. Entah warna apalagi yang menanti saya di penghujung Spetember. Semoga sebuah kemenangan manis dengan semburat warna pelangi indah yang menyertainya.