Selasa, 24 November 2009

I'm Leaving But Not Moving

Meninggalkan kota yang sudah menemani saya selama ini sungguh membuat dada saya sesak. Meskipun saya meninggalkannya hanya untuk sementara dan menggunakan hak saya setelah satu tahun belum terusik seharipun. Mungkin karena kepergian saya kali ini tidak diiringi dengan hati yang senang. Tapi justru sedang terbebani akan hal-hal yang benar-benar membuat saya bingung.

Keputusan ini memang sangat sulit. Tapi saya harus berani mengambil jalan ini. Pergi untuk sementara waktu. mencoba mencari setiap jawaban dari pertanyaan saya. Mencoba menenangkan diri saya, dan mencoba untuk tidak memikirkan dia yang telah mencuri setiap jengkal hati dan pikirsan saya. hmm.. sepertinya akal sehat saya pun telah ia ambil tanpa saya tahu.

Semua orang mempertanyakan. Semua orang bingung atas apa yang saya lakukan. Pergi dengan meninggalkan sebuah pesan elektronik di email sahabat-sahabat saya. Tanpa memberitahukan kemana saya pergi. Meskipun akhirnya saya menyerah juga dan memberitahukaan keberadaan saya saat ini.

Mencoba menengakan diri dan mencoba lepas dari magnet yang telah ia pautkan kepada saya sejak beberapa bulan terakhir ini. Tapi apa daya? Semuanya sangat berat. Disaat terakhir ingin menjauhkan segala macam yang menyangkut sosok yang satu ini. Justru ia malah kembali dalam kehidupan saya dengan segudang pertanyaan 'kenapa?'.

Saya tak pernah sanggup untuk mengabaikan pesan darinya. Pesan yang menanyakan kenapa saya tidak mengatakan sebelumnya tentang kepindahan saya ini. "Segitu buru-burunya ya, sampai gak sempet bilang aku?" Pesan singkat dan sederhana ini mengusikku semalaman.

Berkali-kali saya ketikkan pesan balasan, namun selalu saya hapus dan urung untuk dikirimkan. Sampai akhirnya saya hanya mampu menuliskan "im leaving but not moving dear". Hanya itu yang bisa saya katakan padanya. Dengan perasaan hancur dan tak bisa berkata-kata lagi. Ingin saya katakan alasan kepergian saya padanya. Itu semua karena 'dia'.

Entahlah, apakah saya akan sanggup menjalani semuanya? Yang saya tahu, TUHAN selalu bersama saya. Membantu saya dengan kegalauan ini. Semoga jalan terbaik untuk saya akan segera terbuka. mm.. mungkin sudah terbuka namun saya belum mampu melihatnya. Semoga itu tak kan lama.. And i'm leaving now, but not moving.. So, wait for me.. The new me!!!

Rabu, 18 November 2009

Menjadi Bridesmaid

Tahu artinya menjadi bridesmaid? Kalau saya sih sebetulnya tidak terlalu paham dengan istilah bridesmaid. Hmm.. ada yang bilang itu adalah istilah keren dari pendamping pengantin wanita, yang membawakan cincin saat pernikahan.

Nah, kali ini saya sedikit membagi cerita saya menjadi.. hmm.. ralat, bukan menjadi tapi akan menjadi seorang bridesmaid (hihihi.. terdengar keren sekali yah :p)

Kemarin sebuah undangan sampai di rumah. Undangan manis berwarna krem dengan guratan tinta emas sederhana namun tetap cantik. Undangan milik Mbak ku tersayang. Hmm.. akhirnya ia akan melepaskan masa lajangnya juga. Memang sudah lama saya mendengar kabar tentang pernikahannya di keluarga besar, tapi saya belum tahu pasti kapan waktunya. Dan ternyata hari bahagia itu akan datang tepat sebulan lagi(kalau sekarang dua minggu lagi).

Selang beberapa jam setelah menerima undangan, Mama memberikan sebuah kabar untuk saya. "Dek, Mas mu udah kasih tahu tuh tanggal pernikahannya," ujar mama. Saya yang tengah asyik bermain dengan potongan-potongan gambar seketika terkesiap mendengar kabar itu. "Kapan Mah?" tanya saya penasaran. "Persis bulan depan," katanya sambil lalu.

WHAT??!!! Kok ya samaan sih?! Ada apa sih dengan tanggal itu? Dari sekian banyak tanggal kenapa semua orang memilih tanggal tersebut untuk melangsungkan pernikahan?? Mungkin kalau saya hanya sekedar undangan biasa, saya tidak akan seperti orang kebakaran jenggot saat ini. Tapi ini beda!

Saya pernah berjanji kepada keduanya untuk menjadi 'pendamping' mereka saat menikah nanti. Saat saya menyanggupi tak pernah terpikirkan bahwa mereka akan menikah di hari yang sama. Tentu saja tidak! Saya jadi ingat sesuatu. Cerita saya ini mirip dengan salah satu novelnya Clara Ng yang berjudul Indiana Chronicle-Bridesmaid.

Oh Tidaaaakkk!!! Masa iya saya harus berperan seperti Indiana dalam novel tersebut?! Yang jelas-jelas itu gak make sense banget! Oke..oke. kalau Indian masih mungkin karena lokasi acara mereka memang berdekatan, Grand Hyatt dan Nikko walaupun menurut saya tetap saja hal ini sangat diluar akal sehat! Sedangkan saya??? Mas ku ini mengambil lokasi di Mesjid Pondok Indah, sedangkan Mbak ku tersayang di gedung apalah itu namanya di kawasan Kalibata. Dengan jam yang sama persis! Mana mungkin?!

Kecuali saya memiliki pintu kemana saja milik Doraemon, atau jin biru yang selalu membantu saya seperti milik Aladin, atau bahkan teko ajaib?? Hah! Itu hanya ada di dalam khayalan saya saja. Dan pernikahan ini adalah dunia nyata. Dan waktu pun terus bergulir. Semakin dekat dengan hari yang ditunggu oleh kedua orang yang saya sayangi.

Saya tak mungkin kecewakan Mas saya yang sejak dulu saya sudah kagumi(sshhtt..jangan bilang2 yah :p) dan saya pastinya tak mau melewatkan perubahan terbesar dalam hidup Mbak ku tersayang itu. Orang yang selalu support saya dalam kondisi seperti apapun. Lantas saya harus bagaimana?

Belum lagi maslahini tuntas, tiba-tiba Hp saya berdering. Muncul sebuah nama yang sangat tidak asing buat saya. "Ya" jawab saya singkat. "Darliiiiing..." tiba-tiba orang diseberang sana berteriak. Dengan sigap langsung saya jauhkan Hp dari telinga.

"Please, dateng ya pas acara lamaranku," ujarnya penuh rayu. "Okey, tanggal berapa?" kata saya singkat. "Tanggal 5 Desember.." diam..hening seketika.. dan rasanya saya mau pingsan! Arrgghh!!!

Rabu, 11 November 2009

Surat Dari TUHAN

Pagi tadi, setibanya saya di depan meja dan mulai menyalakan komputer, saya langsung cek email hari ini. Ada sebuah email yang masuk dari teman kantor saya. Email yang membuat saya kembali teringat akan apa yang sudah saya lewati dan tak lupa untuk bersyukur setiap harinya...

Surat dari Tuhan

Aku Tuhan, hari ini Aku yang akan menangani semua masalahmu.
Aku tidak butuh bantuanmu.
Jadi, salam dan Aku mencintaimu selalu.

Catatan: Dan ingat…
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri, jangan berusaha menyelesaikan masalah itu. Tetapi, letakkanlah masalah itu di dalam doamu (Untuk diselesaikan Oleh Tuhan). Aku akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang Aku tentukan sendiri.. Semua masalahmu PASTI akan Aku selesaikan, tetapi sesuai jadwalKu, bukan jadwalmu.

Setelah semua masalahmu kamu letakkan dalam doamu, janganlah kamu pikirkan dan khawatirkan. Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal baik yang sedang terjadi padamu sekarang.
Bila kamu terjebak kemacetan di jalan, janganlah marah, sebab masih banyak orang didunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.


Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai.

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur untuk menghidupi keluarga & anak-anaknya.

Bila mobil kamu mogok & mengharuskan kamu berjalan kaki, janganlah marah, pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan diatas kaki sendiri seperti kamu sekarang.

Bila kamu melihat dicermin rambutmu mulai beruban, janganlah bersedih, sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan kemoterapi.

Bila kamu merenungi makna hidupmu didunia ini & merenungi apa tujuan hidupmu ini?
Bersyukurlah, karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka.

Bila kamu merasa tidak nyaman karena terkena imbas dari kemarahan dan kekecewaan orang lain, ingatlah, situasi bisa menjadi jauh lebih buruk; yaitu kamulah yang merasakan kemarahan & kekecewaan tersebut!

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, terima kasih. Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan!

Salam,

TUHAN

301009

Filosofi Kopi (versi saya)

(Saat membaca judul nya, pasti langsung teringat dengan salah satu novel Dee beberapa tahun lalu. Tapi saya tidak membicarakan perihal novel DEE meskipun masih ada hubungannya seperti judul cerpen yang ada di dalamnya)

Saya adalah pecinta kopi, bahkan dari dulu saya sangat menyukainya (meskipun sudah berkurang saat ini). Saya hanya penikmat, jangan pernah tanyakan saya perihal jenis kopi ataupun perbedaan antara esspresso, arabika, robusta, luwak atau yang lainnya. Yang saya tahu, kopi enak itu yang aromanya harum yang mampu membangunkan saya di pagi hari seperti di iklan-iklan dan juga tidak meninggalkan ampas yang berlebih.

Yah, meskipun setiap harinya saya harus 'menyerah' dengan kopi instan siap minum yang banyak dijual di warung dekat rumah dengan berbagai merek. Sejak tahun 2007 kedai kopi di Jakarta pun mulai bermunculan, ini pasti karena semakin banyak pecinta kopi setiap harinya. Atau mungkin hanya sekedar trend takut kalau dibilang 'gak gaul' kalau belum pernah atau bahkan gak pernah mencoba kedai kopi yang banyak bertebaran di mal-mal itu. Sampai suatu hari saya hadir dalam sebuah symposium kopi di Jakarta. Bukan karena kesengajaan, tapi lebih tepatnya saya 'kepleset' hingga akhirnya bisa mendatangi acara ini.

Suatu hari saya menulis 'coffe latte or hot chocolate' di situs jejaring sosial ini. Sebenarnya sih bukan tanpa alasan saya menulis demikian. Itu semua karena sebuah film yang saya tonton dan juga kedai kopi yang baru saja say adatangi(ini beneran kedai kaki lima loh!). Saya jadi teringat akan sebuah email dan beberapa artikel yang pernah saya baca dan semuanya tentang kopi. Hubungan jenis kopi dengan karakter si peminum dan juga apa efek dari kopi itu sendiri.

Ini penjabaran kopi menurut saya dari berbagai sumber yang.. hmm.. boleh dipercaya boleh tidak.. hehe

Espresso, merupakan salah satu kopi klasik yang pekat dan memiliki aroma dan citarasa yang kuat. Kalau ada yang menyebutkan kopi espresso, berarti ia menyebutkan 'kopi kopi', karena dalam bahasa Italia espresso memiliki arti kopi. Espresso ini adalah dasar dari minuman kopi lainnya. Untuk membuat espresso dibutuhkan mesin khusus (saya tidak tahu kalau tidak pakai mesin apakah bisa jadi espresso :p)

Espresso sebenarnya mirip dengan kopi tubruk. Bedanya espresso tidak ada ampas yang mengganggu di akhir tegukan. Tapi entah mengapa, saya lebih menyukai kopi tubruk dibandingkan dengan espresso itu sendiri. Yah, meskipun kadang sering dibilang ndeso, tapi memang itu adanya!

Konon katanya, mereka yang menyukai kopi jenis ini adalah orang yang memiliki pribadi yang penuh tanggung jawab, mandiri, namun tidak romantis. Hmm.. benarkah? Ah, itu semua kembali lagi kepada masing-masing orang (jangan terpengaruh yah ^^) Tapi kalau ada yang suka dengan kopi tubruk saya sedikit bisa menyimpulkan kalau ia adalah orang yang sederhana meskipun kadang tampak sedikit kasar tapi mampu mempengaruhi sekitar seperti aromanya yang tajam! (ini berdasarkan pengamatan saya terhadap si peminum kopi tubruk di daerah Bawen)

Cappucino, nama keren dari kopi susu. Perbandingan kopi, crema(busa susu) dan juga susu harus seimbang. Kalau kopi jenis ini cenderung ke kawula muda. Mungkin karena rasanya lebih ringan. Sedangkan coffee latte yah sebelas dua belas dengan cappucinno tapi kombinasinya lebih dominan susu. Dan biasanya, coffe latte disajikan dengan tampilan yang sangat menarik. Dengan hiasan-hiasan diatasnya atau latte art. (sampai detik ini saya masih tak habis pikir, kok bisa?!)

Oya, ada juga yang menghubungkan kopi dengan bintang lahir. Sampai sekarang sih saya tidak menemukan dimana korelasinya. Yah, kalau saya suka ya saya minum. Jika tidak, ya saya tinggalkan saja! Simple toh?! Sampai saat ini kopi yang saya bawa dari Bawen tetap yang menjadi 'raja' di rumah. Tidak terlalu pekat, rasanya juga lebih ringan(ini ukuran perut saya), dan juga harumnya itu yang bikin saya nagih lagi dan lagi..

041109

Selasa, 27 Oktober 2009

Perjalanan Singkat Malam Ini

Hari ini saya pulang sedikit lebih larut dari biasanya. Padahal hari ini pekerjaan sedang tidak menumpuk, tapi saya sedikit malas untuk beranjak dari kursi panas ini (hmm.. tampak seperti mas Tantowi saja). Yah, ini karena tuntutan teman-teman untuk mengupload foto pernikahan sahabat semasa kuliah dulu, Leman.

Yah, dengan sedikit kesabaran dan emosi tingkat tinggi melihat foto-foto yang diupload tak kunjung berhasil semakin membuat saya malas beranjak. Huufff!!! Perbincangan dengan seorang teman yang 'ngotot' ngajakin saya nonton KCB2 makin bikin emosi(Ketika Cinta Bersambung, hehe sorry ndud) yang jelas-jelas KCB satu saja saya tak menyaksikannya. Gimana mau nonton yang dua?! Ada-ada saja..

Mata lelah dan akhirnya berhasil juga foto-foto ini saya upload. "Waktunya pulang!!" Beres-beres meja dan siap meluncur. Sayang hari ini saya tidak bercengkrama besama rekan sejawat saya di per75an.. Sena. Dia sudah pulang lebih dulu karena sedang mogok bicara! (sariawan plus sakit gigi, ada yang lebih parah?)

Jalanan dari Buncit ke Ragunan masih saja padat, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Biasanya jalan sudah sangat lengang, tapi kali ini padat merayap! Yak, lengkap sekali malam ini.. Macet ditambah gak ada temen untuk berceloteh riang.

Disaat saya sedang melamun, tiba-tiba ada tiga orang yang naik bis. Betapa kagetnya saya melihat orang-orang ini. Kalau diibaratkan film kartun, mungkin mata saya langsung berbinar-binar saat melihat mereka dengan hujan bunga sebagai backgroundnya (Yak, cukup lebay!). Mereka adalah para pengamen jalanan idola saya. Mungkin beberapa dari teman saya sudah pernah mendengar (banyak) cerita tentang pengamen jalanan ini. Betapa saya merindukan si pengamen jalanan ini, ia sudah membuat saya 'jatuh hati' sampai detik ini.

Jalanan sudah kembali 'normal', deru kendaraan diluar tak membuat saya hilang konsentrasi mendengarkan alunan merdu gesekan biolanya(duh, saya tak pandai mengungkapkannya). Seperti biasa dia membawakan lagu-lagu (hmm.. instrument lebih tepatnya) dari The Corrs. Dan cuma satu kata yang terlontar "KEREN!!!!" Tiba-tiba saja saya merindukan suasana MACET TOTAL di kawasan Pejaten, hanya demi mendengarkan permainannya lebih lama! Huh, ironis!

Kalau sering dengar kalimat "don't judge the book by its cover" mungkin inilah yang dimaksudkan. Penampilan yang tak jauh dari kata 'preman' ini memang membuat orang berpikir dua kali untuk mendekatiya. Sekujur tubuh yang penuh dengan hiasan dan tulisan alias tato, rambut panjang yang digimbal ini selalu diikatnya tak pernah rapi.

Tapi orang ini-yang saya sebut 'Bang G'-telah membuat saya jatuh hati dengan gesekan biolanya! Tak banyak bicara, namun setiap alunan merdu biolanya mengungkap berjuta makna (halah..lebay mode ON). Kalian yang pernah naik 75 dan bertemu dengannya pasti akan mengatakan hal yang serupa! (pemaksaan ya..) Dan lagi-lagi saya tak bisa mengadakan sebuah wawancara kecil perihal dia dan biolanya. Berhubung panggilan saya untuk segera mengakhiri perjalanan di metro ini. (Pals, u should pay 4 this!)

echa, 19 Oktober 2009 (metro 75 Blok M-Ps.Minggu)

Selasa, 20 Oktober 2009

Menikmati Bukan Hasil, Tapi Proses

Setiap akhir pekan tiba, ibuku selalu melontarkan pertanyaan yang serupa. "Dek, belajar masak!" Dan akhirnya hari ini akupun menceburkan diriku di dapur ini, tempat ibuku bermandikan peluh setiap pagi demi menyiapkan sarapanku.

Kumencoba bermain dengan wajan, sutil, centong, panci, dan perlatan dapur lainnya yang terkadang namanya belum juga khatam kuhapalkan. Tapi pagi ini kumencoba membuat sesuatu yang sedikit berbeda. Bukan masakan untuk makan siang tapi kubuat sebuah kue sederhana yang resepnya ku copy dari seorang teman.

Hmm..sebuah tantangan baru untukku pagi ini. Bermain dengan oven, mixer, tepung, telur dan lainnya. Deg..degan awalnya, karena biasanya kalau membuat kue selalu didampingi oleh ibu, tapi tidak kali ini. Semuanya diserahkan padaku. Pesan ibu cuman satu,"dikira-kira aja" Wew,bagaimana mungkin? Ini soal rasa yang menyangkut urursan perut, mana bisa dengan perasaan dan takaran berdasarkan 'kira-kira'.

Berapa lama ngocoknya? Yah, kira-kira ajah.. kalau udah ngembang ya masukin terigu.. Berapa lama di oven? Ya, kira-kira ajah.. Semuanya serba kira-kira. Ya memang wanita harus menjadi ratu dapur, meskipun memiliki kedudukan penting dimanapun saat kembali ke rumah bagiku wanita kembali pada kodratnya, menjadi menjadi seorang istri dan ibu bagi buah hati mereka.

Dan tentunya penguasa dapur tempat menghasilkan santapan lezat(ya setidaknya tidak keasinan buatku itu sudah enak). Selama membuat adonan, perasaanku campur aduk. Deg-degan takut kalau adonan tidak mengembang, takut kalau salah memasukkan baking powder yang seharusnya soda kue. Atau mungkin lebih parah, salah mengambil garam halus yang semestinya tepung gula (kalau ini salah sih kebangetan!)

Memarut keju, yang seharunya hasil serutannya cantik malah bergumpal karena saat memarut aku tak memberikan tekanan. Mengoleskan mentega dan menaburkan tepung pada loyang agar adonan tidak menempel saat dipanggang, maklum saja karena aku tidak menggunakan loyang antilengket.

Segala printilan-printilan yang butuh ketelatenan dan kesabaran tingkat tinggi. Padahal aku terbiasa dengan semua yang serba cepat dan mudah. Tapi semua kucoba jalani ya.. meskipun kadang mengeluh lelah karena harus menggunakan mixer jadul yang harus terus dipegang dan di putar dengan tangan.

Saat kue matang dan diangkat dari oven, senyum pun mengembang.. sama seprti kue yang kupanggang. Meski akhirnya beberapa menit kemudian senyumku berakhir tawa geli saat melihat kue yang awalnya mengembang sempurna tapi menjadi kempis dan rata. hihi.. Lucu memang!

Yah, mungkin belum saatnya 'karya' ku ini secantik dan seenak pastry chef yang ada di hotel berbintang sana, ataupun seperti pakar roti kenamaan yang sudah menelurkan banyak kue yang tak hanya enak tapi juga sayang untuk dimakan karena terlalu indah. Kue ku hanya bertabur keju parut yang bergumpal sana sini itupun harus tenggelam karena kutaburkan terlalu awal. Huufff..

Yah, setidaknya aku tak salah memasukkan garam ke dalam adonan. Jadi, kue ku ini masih layak makan lah.. Tidak meninggalkan jejak lemak di langit-langit mulut dan cukup pas rasanya(setidaknya untukku, meskipun di barengi kikik geli orang lain yang memakannya)

Hmm.. semua itu butuh waktu.. Aku jadi teringat perkataan temanku "yang penting bukan hasil, tapi proses mendapatkannya.. Itu yang penting!"

Yup, PROSES! Sebuah proses yang cukup panjang dan pasti akan kunikmati... Meskipun hasil dari proses belajar ku kemarin cukuplah sebagai teman minum teh sore ini..

echa, 19 okt 09

Senin, 14 September 2009

September Ceria, Spetember ku Penuh Warna

SEPTIA, banyak teman-teman saya mengartikan Septia sebagai September Ceria. Yah, agak aneh sih awalnya. Tapi belakangan saya menyukai arti nama ini. Bahkan doa banyak teman pun menyebutkan demikian. "Semoga selalu menjadi Septia yang ceria" atau "semoga tambah ceria seiring dengan nama SEPTIA di belakang namanya" dan masih banyak lagi.

Hmm.. saya lupa apakah saya orang yang cukup ceria(dulu). Mungkin kalau sekarang saya bisa bilang, "ya, saya anak yang cukup ceria". Tapi tidak beberapa tahun sebelumnya. Tapi saya di sini bukan membahas apakah saya ceria atau ngga yah..

Mengapa saya sebutkan kalau September kali ini penuh warna? Hmm, mungkin karena bulan September saya menorehkan banyak warna tinta. Mulai dari warna kelabu bahkan hingga warna pelangi hadir silih berganti hingga hari ini. Awal September saya cukup berduka, ini adalah tahun kelima kepergian adik saya Tifa. Sudah lama memang sejak kepergiannya, tapi tahun ini adalah tahun spesial karena usianya yang(seharusnya) menginjak 17 th(kalau dia masih ada).

Dirinya kembali lagi dalam beberapa hari terakhir, seperti yang sering kami lakukan dulu semasa kecil. Bercanda dan menghabiskan waktu berjam-jam di kamar hanya untuk perang puzzle. Sampai akhirnya Ibu memanggil kami berdua untuk tiup lilin di atas Strawberry Cheese cake buatan Mba Ira. Hehehe.. Aneh memang, ulang tahun saya dan Tifa hanya bertaut tiga hari saja, tapi saya selalu merayakannya di hari ulang tahunnya (biasa, ngalah sama ade').

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, tanggal 2 September. Pagi ini saya membuka percakapan dengan teman saya perihal 'bencana' itu. Bencana yang cukup membuat saya kehilangan banyak orang yang saya sayangi. 'Penyakit' lama saya kembali, tapi untungnya guncangan itu tak lantas mengendalikan saya, sampai akhirnya..

Kurang lebih pukul 3 sore, saya kembali merasakan guncangan yang sama. "ah, ini cuman kebawa perasaan ajah", itu yang saya katakan pada diri sendiri. Tapi guncangan itu tak lantas berhenti tapi justru semakin kencang. PANIK adalah kata yang tepat menggambarkan perasaan saya saat itu.

Dan kematian adalah hal kedua yang ada di dalam pikiran saya. "Ternyata begini rasanya menjadi Tifa saat itu," batin saya. Pucat pasi, teriak histeris, dan semua penghuni gedung berlantai 6 berhamburan ke luar. Lemas, kepala seperti berputar, itu yang saya rasakan. Menangis? Air mata saya seolah tertahan. Bayangan nya pun kembali berkelebatan di hadapan saya. "Bukan ini yang saya harapkan," tatapan nanar saya pada sosok itu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 4 September. Hari dimana usia saya bertambah dan kontrak saya berkurang satu tahun di dunia. Tak ada hal lain yang saya lakukan kecuali mengucapkan rasa syukur karena masih diberikan nikmat hidup oleh NYA. Mama, orang pertama yang mengucapkan selamat. Dan kemudian sahabat saya yang nun jauh di sana.. Thanks Noet ^^ dan sahabat kecil saya Koco ^^.

Kejutan kecil pun saya dapatkan dari teman-teman kantor. Meskipun puasa, acara potong kue tetup berjalan tanpa halangan. Thanks mami Odi, dan The Pales, tak ketinggalan para additional dengan muka lapar mereka. Hehehe..

Kejutan tak berhenti sampai di situ saja, eChati yang tanpa sengaja berkumpul karena 'sesuatu hal' yang sangat crucial memberikan 'tiup lilin' yang unik. Sebuah puding coklat ala hokben jadi cake manis dan pemantik api pun jadi lilinnya. Hmm.. tenkyu so much girls.. My Uniqe Birthday celebration. Diiringi tangis duka dan juga suka yang mengalir bersamaan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 6 September. Ramadhan berjalan dua minggu, dan undangan buka puasa bersama terus saja mengalir kian derasnya. Tak kuasa menolak ajakan apalagi mereka yang sudah lama tak pernah bertemu. Seperti malam ini, acara ini benar-benar temu kangen saya dengan teman SD. Tak banyak memang yang datang, tapi tak membuat acara malam itu menjadi sepi dan garing.

Justru meriah dan penuh keakraban. Bernostalgia bersama, menceritakan kenakalan semasa kecil, dan tak lupa menceritakan kisah cinta monyet mereka. Lucu memang, gigi kering, dan perut tak berhenti terkocok dengan tingkah laku mereka yang menjadi anak kecil kembali.

Yang membuat saya kangen adalah bertemunya kembali saya dengan Ari dan Lutfi. Dua orang sahabat kecil saya, Hmm.. tunggu saya ralat.. SAHABAT JAIL saya. Bagaimana tidak, tiap hari kerja mereka hanya membuat saya jengkel, kesal, dan sampai akhirnya menangis. Duduk sebangku dengan mereka berdua adalah BENCANA buat saya.

Tapi malam itu justru menimbulkan rasa rindu yang amat sangat! Uugghh.. ingin sekali kembali ke masa itu.. Dimana saya menyembunyikan topi Ari di atas pohon jambu dan dia tak pernah bisa menggapainya. lutfi yang selalu menghancurkan kepangan rambut saya sambil bernyanyi "naik kereta api.. tut..tut..tut.." dan ari yang selalu jail dengan tempat minum saya. Yah, intinya di sini saya lebih banyak jadi korban. Hahaha.. tapi jujur saya merindukannya!!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 7 September. A TRAGEDY!!! Yups.. the perfect monday saya di akhiri di Kejaksaan. Eits, tenang bukan karena saya berkasus dengan para petinggi hukum itu loh! Intinya saya menyayangkan sikap para petinggi di kejaksaan itu, tidak bisa melakukan tindakan yang seadil-adilnya malahan cenderung memojokkan 'wong cilik' seperti supir taksi yang saya tumpangi. Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi, rasa marah saya sudah MELEDAK saat itu. Tapi hari ini saya hanya bisa mengelus dada dan bilang, "Semoga mereka diberikan kemudahan". Itu saja!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 8 Spetember. Melewati malam yang kurang menyenangkan, dan pagi nya harus berjuang melawan kantuk dan COPET kurang ajar yang dengan pede jaya dot com merogoh tas saya tanpa merasa bersalah. Seperti Ibu yang memergoki anaknya mengambil kue disaat sang ibu lengah, saya pun menampel tangan sang copet. Dan ia pun terkesiap! "Hey, Bung! Masih mau lebaran gak??"

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 9 September 2009. Hmm.. '090909' ada yang aneh dengan tanggal ini??? Semua status di situs pertemana menggunakan angka ini. Ada apa dengan angka ini? Yah, buat saya ini angka spesial. Karena teridiri dari tiga buah angka sembilan, angka tertinggi dalam hitungan. Tidak ada yang lain! Cantik? Memang. Membawa keberuntung? Semoga semua tanggal membawa keberuntungan. Doa saya! Tapi yang pasti tanggal ini memang memiliki keistimewaan, bukan karena mitos di baliknya tapi karena hal lain. The Perfect Day!! ^^ Wanna know more??? Ask me!

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 11 September. Terjebak di dalam lift! Apa yang lebih mengerikan dibandingkan dengan terjebak di dalam sebuah ruangan sempit berukuran 2x3m?? Sudah terjatuh karena lift yang 'nggak balance' dengan ubin lantai dan sampai akhirnay terjebak didalamnya selama hmm.. 3 menit! Meskipun sebentar cukup membuat saya panik! Alhasil, seharian saya harus marathon naik turun tangga karena hari ini saya 'kebanjiran' pemenang. Hufff!!! "Kurus ngga, betis bekonde cenat cenut..".

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu, 12 September. Akhirnya!!! Buka bersama dengan teman-teman 4IA12 terlaksana. Setelah bersusah payang mengumpulkan mereka semua yang memiliki segudang kesibukan, akhirnya terkumpul juga. Meskipun hanya segelintir orang saja. Thanks to Blip untuk koordinasi nya dan teman-teman merespons dengan sangat baik untuk acara silaturahmi kita ini. Dan malam ini, sebuah kenyataan kembali harus dihadapi. Sebuah nasehat meluncur dari seseorang yang tak pernah saya sangka sebelumnya. Thanks Dita n Nesa. Oya, Nesa adalah 'calon' dari teman saya Leman. Hmm.. semoga semuanya di mudahkan teman! ^^

Tepat pukul 12 tengah malam menjelang pergantian ke tgl 13, kabar duka saya terima. Teman saya mendapatkan sebuah kecelakaan. Hmmpphh.. mimpi ini menjadi nyata!! Saya terlambat untuk memperingatinya agar lebih berhati-hati. Tapi untunglah dia masih dilindungi oleh Tuhan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nah, itu tadi sekelumit kisah Septemberku yang penuh warna. Entah warna apalagi yang menanti saya di penghujung Spetember. Semoga sebuah kemenangan manis dengan semburat warna pelangi indah yang menyertainya.